Global Warming Tak Terkendali Industri Penerbangan Terancam Bangkrut
Ardhesa Fikriana Suhilman - suaraPembaca
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik. Termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Global warming dapat sangat berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Tidak terlepas juga industri penerbangan. Beberapa dampak global warming yang sering kita dengar adalah naiknya permukaan air laut. Hal ini disebabkan oleh temperatur bumi yang terus meningkat sehingga hal ini menjadikan bongkahan gunung es yang ada di kutub utara dan kutub selatan menjadi mencair dan akhirnya permukaan air laut naik.
Lalu hubungannya dengan industri penerbangan. Khususnya di Indonesia adalah banyaknya bandara-bandara internasional yang berada di dekat pantai. Contohnya adalah Bandara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng dan Bandara Internasional Minangkabau Padang Sumatera Barat. Dengan naiknya permukaan air laut bandara-bandara ini terancam kebanjiran dan ditutup. Sebagaimana terjadi pada Bandara Internasional Soekarno Hatta beberapa tahun lalu.
Ditutupnya bandara pasti akan sangat merugikan maskapai penerbangan yang biasa melayani rute dari atau ke bandara tersebut. Kerugian yang diderita oleh maskapai penerbangan berakibat maskapai penerbangan tidak mampu untuk terus merawat pesawat apa lagi membeli pesawat baru. Dan, ketidakmampuan maskapai untuk membeli dan merawat pesawat pasti akan sangat berampak pada industri pembuatan pesawat itu sendiri. Bahkan, tidak mungkin industri pembuatan pesawat itu akan tutup.
Selain peningkatan air laut efek dari pemanasan global adalah perubahan iklim yang tidak menentu. Hal ini terjadi karena temperatur permukaan bumi meningkat di semua tempat. Radiasi panas yang berasal dari matahari yang seharusnya sebagian besar dipantulkan kembali ke angkasa dan tertahan di atmosfer. Hal ini berakibat pergerakan udara dan tidak menentu. Akhirnya perubahan iklim yang tidak menentu.
Hubungan iklim yang tidak menentu dengan dunia penerbangan sangat jelas dapat dirasakan. Terutama oleh orang yang sering bepergian dengan pesawat terbang. Iklim yang tidak menentu dapat mengakibatkan terjadi hujan yang sangat lebat tanpa bisa diprediksi. Bahkan, mungkin hujan salju mau pun hujan es, munculnya badai dan tornado, yang tentunya hal ini akan membuat maskapai penerbangan menunda jadwal keberangkatan pesawat.
Jika hal ini terjadi akan banyak orang yang memilih moda transportasi lain. Atau bahkan malas untuk melakukan bepergian. Hal ini tentunya akan menurunkan jumlah penumpang pesawat terbang yang berakibat pada meruginya maskapai penerbangan. Dan, akhirnya dengan meruginya maskapai penerbangan maka industri pesawat terbang akan terancam kembali.
Iklim yang tidak menentu tidak hanya berakibat pada iklim atau cuaca itu sendiri. Tapi, juga bisa mengakibatkan munculnya penyakit baru. Fenomena yang pernah menggemparkan dunia beberapa tahun lalu dengan penyakit SARS, flu burung, dan flu babi.
Fenomena ini sempat mengguncang dunia penerbangan karena banyak negara yang mengeluarkan travel warning bagi penduduknya agar tidak melakukan perjalanan ke luar negeri. Dan, sekali lagi perusahaan maskapai penerbangan akan kehilangan penumpang dan akhirnya merugi.
Itulah dampak buruk global warming bagi dunia penerbangan. Jadi tidaklah berlebihan bila global warming dapat menjadi penyebab dari hancurnya sebuah industri penerbangan. Memang perlu diakui juga dunia penerbangan pun menjadi salah satu penyebab dari global warming itu sendiri. Dengan menyumbangkan 2% polusi CO2 di udara yang tentunya kan sangat merusak atmosfer.
Maka dari itu dunia penerbangan pun harus mampu untuk ikut bersama menyelesaikan permasalah kita bersama, global warming. Banyak hal yang dapat dunia penerbangan lakukan. Mengurangi emisi dari pesawat terbang. Melakukan penanaman pohon yang dilakukan oleh industri-industri penerbangan. Baik maskapai, MRO, maupun produsen pesawat terbang hingga riset dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang aeronotik untuk mengatasai masalah pemanasan global ini.
Ardhesa Fikriana Suhilman
Jln Cisitu Lama VIII No 12 Bandung
ardhesa_suhilman@yahoo.com
087871982670
Penulis adalah mahasiswa Program Studi Aeronitika dan Astronotika ITB
Kepala Sektor Eksternal GAMAIS ITB
(msh/msh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar