Minggu, 14 Maret 2010

Gen Penyebab Rasa Sakit Terungkap

Selasa, 09/03/2010 13:50 WIB

Gen Penyebab Rasa Sakit Terungkap

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
Ilustrasi (Foto: craveonline)
London, Dua orang dengan keluhan sakit yang sama punya tingkat sakit yang berbeda. Misalnya sama-sama sakit punggung tapi yang satu masih bisa beraktifitas sedangkan yang lain hanya bisa berbaring saja. Ternyata ini disebabkan oleh gen yang berbeda.

Ilmuwan sudah berjuang untuk menjelaskan mengapa beberapa orang lebih sensitif dan kurang mampu menahan rasa sakit. Sebuah gen yang dikenal dengan SCN9A bertanggung jawab terhadap hal ini. Temuan ini diharapkan bisa menjadi terapi gen di masa depan sebagai alternatif pada pasien yang mengalami nyeri kronis parah.

"Dengan menemukan gen yang bertanggung jawab terhadap rasa sakit, maka dapat meningkatkan kemampuan untuk menaklukan dan mengontrolnya," ujar Dr Geoffrey Woods dari Cambridge University, seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (9/3/2010).

Dr Woods menambahkan selama ini peneliti biomedis dan para dokter tengah mencari obat analgesik (penghilang nyeri) yang efektif dengan efek samping yang dapat diterima. Karenanya dibutuhkan pengembangan terapi yang signifikan dan lebih baik lagi.

Banyak orang di dunia menderita sakit yang kronis sebagai akibat dari cedera atau arthritis yang mempengaruhi kehidupannya dan bahkan ada yang menyebabkan depresi.

Ilmuwan menemukan gen dalam sebuah studi yang melibatkan 578 orang yang menderita osteoarthritis, sakit linu, sakit pungung dan masalah nyeri lainnya.

Ditemukan protein yang dibuat oleh versi mutasi gen yang dikenal dengan SCN9A terbuka lebih lama dibandingkan biasanya. Hal ini bisa meningkatkan aktivasi saraf sehingga menghasilkan sensasi sakit atau nyeri.

"Rasa nyeri berfungsi sebagai mekanisme adaptif yang melindungi kita dari kerusakan jaringan dan sebagai peringatan kemungkinan adanya cedera," ungkap Dr Woods.

Dengan ditemukannya gen rasa sakit ini, maka para peneliti dapat memodifikasi fungsi dari SCN9A sehingga bisa berpotensi untuk mengobati kondisi seperti osteoarthitris. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalamProceedings of the National Academy of Sciences.

(ver/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar