KOMPAS.com - Menjelang akhir Februari lalu, Indosat bermanuver cepat untuk produk yang sebenarnya belum dikenal luas masyarakat awam Indonesia, yaitu telepon seluler berbasis sistem operasi Android. Ya, dengan menggandeng enam produsen agen tunggal pemegang merek, tampaknya Indosat serius dengan Android.
Enam agen tunggal pemegang merek (ATPM) itu tak tanggung-tanggung. Mereka adalah HTC dengan HTC Hero, Motorola dengan Motorola Milestone, Samsung dengan Samsung Galaxy Spica, LG dengan LG GW 620, Huawei dengan U8230, dan Sony Ericsson dengan Xperia X10.
Jumlah enam ATPM ini seolah memberikan sinyal bahwa Indosat tak ingin ketinggalan start untuk menggarap pasar Android di Indonesia. Akankah bisa booming seperti euforia BlackBerry?
Walau sudah pasang kuda-kuda sejak 22 Februari, secara resmi Indosat bersama partnernya baru meluncurkan ponsel-ponsel berbasis Android mulai hari ini, Rabu (3/3), di ajang Indosat Android Expo, yang digelar serentak di tujuh kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan Makassar), pada event Mega Bazar Computer, 3-7 Maret 2010.
Walau merilis bareng-bareng dengan ATPM, Indosat tak ingin mengunci ponsel tersebut hanya untuk operatornya. Tampaknya ”koalisi” ini bersifat cair dan tak mengikat mengingat Indosat juga masih memberikan peluang ATPM lain untuk bergabung.
Dibandingkan dengan negara-negara di Asia lain, peluncuran produk-produk Android di Indonesia ini cukup bombastis walau masih menyimpan teka-teki, benarkah produk ini pilihan strategis untuk publik pada umumnya di Indonesia. Hal itu mengingat potensi pasar Indonesia masih didominasi masyarakat awam.
Android adalah produk ponsel cerdas yang menuntut penggunanya juga harus cerdas dan akan lebih bagus jika selalu tersambung ke jaringan internet setiap saat. Tanpa koneksi internet memadai, Android tak punya kelebihan dibandingkan dengan ponsel pintar lainnya. Ponsel Android ibaratnya sebuah komputer, kegunaan komputer itu akan semakin fantastis jika pengguna bisa memilih dan meng-install aplikasi berguna.
Sistem operasi Android yang menggunakan versi modifikasi dari kernel Linux ini awalnya dikembangkan Android Inc, sebuah perusahaan yang kemudian dibeli Google dan akhir-akhir ini oleh Open Handset Alliance.
Android sejak awal memiliki konsep sebagai software berbasis kode komputer yang didistribusikan secara terbuka (open source) dan gratis. Open source inilah sebenarnya kata kunci mengapa Android begitu seksi di mata para petualang gadget.
Keuntungan open source, banyak pengembang software yang bisa melihat dan memanfaatkan kode itu serta bisa membuat aplikasi baru di dalamnya. Satu hal yang unik, berbagai aplikasi itu diwadahi dalam sebuah portal, yaitu Android Market, sehingga pengguna tinggal meng-install aplikasi pilihannya.
Semua ponsel Android yang langsung bekerja sama dengan Google akan punya akses ke Android Market. Namun, sekarang juga sudah tumbuh portal software market di luar Android Market yang memungkinkan ponsel-ponsel Android yang ”indie” bisa menyediakan layanan instalasi berbagai aplikasi tambahan yang dibutuhkan.
Di portal Android Market dan sejenisnya disediakan ribuan aplikasi, yang mayoritas bisa didapatkan secara gratis. Ponsel Android ditunggu-tunggu kehadirannya oleh penggemar yang mania internet, terutama mereka yang sudah tak terpisahkan dari berbagai aplikasi khas dari Google, seperti Google Search, Google Talk, Gmail, Google Maps, dan Google Calendar.
Akses internet penuh
Yup, tak ada yang meragukan bahwa Android itu canggih. Tetapi, apakah pasar Indonesia akan meresponsnya dengan antusias? Inilah teka-teki yang masih belum terjawab.
Namun, Guntur S Siboro, Chief Marketing Officer Indosat, punya alasan kuat dan optimistis dengan masa depan Android. ”Pengalaman berinternet pertama kali bagi masyarakat Indonesia itu lewat ponsel, bukan lewat komputer konvensional. Karena itu, pilihan Android ini merupakan pilihan tepat untuk mendorong pertumbuhan internet di Indonesia,” katanya.
Oh, akhirnya internet adalah salah satu alasan kuat untuk meluncurkan sebuah produk. Hal yang melegakan, alasan ini akan diikuti dengan berbagai paket layanan data dari Indosat yang akan mendukung fungsi Android. Salah satu layanan paket data yang digadang-gadang itu adalah Paket Prepaid Broadband, yaitu akses broadband dengan menggunakan kartu IM3/Mentari dengan cara dial ke *777*1*5# serta Paket Prepaid Broadband IM2 (mulai tanggal 25 Februari 2010). Pelanggan IM3/Mentari juga bisa menggunakan paket Broadband IM2 serta tentunya handset Android dengan harga spesial.
Dulu, ketika IM2 diluncurkan pertama kali, penulis sempat berlangganan dan di akhir cerita kecewa dengan tagline broadband di dalamnya karena faktanya tak seperti yang dijanjikan, banyak daerah yang tak terjangkau. Semoga paket data kali ini benar-benar akses broadband.
Untuk paket data IM3/Mentari, ya IM3/Mentari memang sudah lama menjadi salah satu favorit penulis karena harga yang murah dan masih nyaman untuk keperluan data normal. Tetapi, dengan ponsel Android dan kartu IM3 di dalamnya (paket data standar IM3 yang bukan broadband), ketika menjalankan fungsi Google Maps, beberapa kali penulis harus berhenti sejenak di tepi jalan untuk menunggu load data dari peta agar tampil sempurna selama perjalanan.
Semoga paket data yang baru, yaitu yang menggunakan dial ke *777*1*5#, bisa benar-benar membuat ponsel Android berfungsi sebagai gadget dahsyat. Jika benar demikian, tak sia-sia dukungan para komunitas Android yang datang di acara peluncuran Adroid, 22 Februari lalu.(KOMPAS/Amir Sodikin)
Editor: wah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar