Rabu, 15 Desember 2010

Ditemukan, Peradaban Dasar di Teluk Persia

Ditemukan, Peradaban Dasar di Teluk Persia
Peradaban itu diperkirakan hidup sekitar 75 ribu hingga 8 ribu tahun lalu.
MINGGU, 12 DESEMBER 2010, 11:17 WIB
Muhammad Firman

VIVAnews - Dugaan perabadan manusia pertama di luar Afrika kemungkinan berkembang di kawasan yang kini menjadi teluk Persia semakin kuat. Baru-baru ini peneliti menemukan ada jejak peradaban di bawah perairan teluk itu.

Jefferey Rose, arkeolog dari University of Birmingham, Inggris menyebutkan dalam waktu dekat kita akan menemukan bukti salah satu peradaban paling awal umat manusia di Bumi ada di kawasan yang tadinya subur dan hijau, tapi kini telah tenggelam.

Seperti dikutip dari Currnet Anthropology, 12 Desember 2010, peradaban yang ada di cekungan dangkal itu diperkirakan hidup sekitar 75 ribu hingga 8 ribu tahun lalu.

Kawasan itu juga diduga menjadi tempat berlindung ideal di sekitar padang pasir karena adanya pasokan aliran air dari sungai Tigris, Eufrat, Karun, dan Wadi Baton serta mata air lain.

“Sekitar 8 ribu tahun lalu, lapisan es yang mencair kemudian membuat iklim dunia menjadi semakin basah, lalu membanjiri cekungan teluk Persia,” kata Rose. “Di kisaran waktu itulah kita menemukan bukti hadirnya peradaban yang sudah sangat berkembang di kawasan pantai teluk Persia,” ujarnya.

Peradaban dengan teknologi kelautan yang maju ini, kata Rose, sebelumnya tidak dapat dijelaskan dari mana datangnya. “Dengan temuan ini, ada kemungkinan mereka berasal dari kota-kota di cekungan yang sekarang ada di bawah perairan teluk,” ucap Rose.

Bukti terkuat adanya tempat tinggal manusia di teluk Persia adalah ketika ditemukannya situs arkeologi yang disebut Jabel Faya 1. Di samping peradaban yang ditemukan pada 2006 lalu ini, terdapat pula tiga kawasan lain yang berkembang antara 125 ribu sampai 25 ribu tahun lalu.

“Temuan itu, dan situs-situs arkeologi lainnya mengindikasikan sekelompok manusia awal telah tinggal di sekitar cekungan Persia di zaman Pleistocene Akhir,” sebut Rose. “Saat ini kita membutuhkan arkeolog spesialis bawah air untuk mengamati teluk Persia secara lebih mendalam,” ujarnya.

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar