VIVAnews - Warga Berbah, Sleman, dihebohkan dengan penampakan crop circle atau lingkaran simetris di sebuah persawahan.
Fenomena crop circle ini sebelumnya lebih marak terjadi di Inggris dan Amerika Serikat, sehingga sontak membuat heboh.
Bagaimana menjelaskan fenomena crop circle ini?
BBC melansir sebuah tulisan dari David Kingston, seorang peneliti crop circle, yang bercerita mengenai fenomena yang diduga sudah terjadi sejak abad 17 itu. Dalam tulisannya berjudul "The History of Crop Circles," Kingston menyatakan sudah mengamati fenomena ini sejak pertama kali melihatnya pada 1976.
"Saya telah menjadi "penjaga malam" untuk UFO di Clay Hill, Warminster," katanya dilansir BBC pada 2004 lalu.
Kingston melihat tiga bulatan terpisah yang berukuran diameter enam kaki, bercahaya terang, beterbangan di atasnya selama tiga jam di puncak Bukit Clay, lalu bergabung menjadi satu bulatan dan lalu bercerai lagi. Lalu tiba-tiba salah satu bulatan itu turun sekitar 30 kaki dan meluncur ke sebuah ladang di dasar Bukit Clay.
Saat fajar, Kingston melihat sebuah lingkaran di sebuah ladang gandum di kaki bukit itu. Saat diperiksa, tak ada tanaman yang patah, hanya lingkaran bulat penuh rata berdiameter 30 kaki.
Saat itulah Kingston menyadari telah melihat langsung fenomena yang pada tahun 1966 menggemparkan Australia. Sejak itu, Kingston berusaha mendalami crop circle.
Dalam pencariannya itu, Kingston menemukan dalam literatur Prancis mengenai fenomena aneh di pinggir kota Lyon. Seorang pendeta di Lyon menyebutkan sebuah "karya setan" di sebuah ladang gandum yakni "lingkaran rata."
Beberapa petani juga mengaku kepada Kingston pernah melihat yang sama, namun tak ada gambar. Ada juga pilot yang bercerita kepada Kingston melihat lingkaran-lingkaran aneh dan bahkan memfotonya.
Lingkaran-lingkaran itu ternyata bukan hanya muncul di ladang gandum, namun juga di rumput dan bahkan tanaman seperti bit, tebu dan sawah seperti terjadi di Jepang. Bahkan di Afghanistan, ada yang melihat lingkaran serupa di salju pegunungan yang bertinggi 4.000 meter di atas permukaan laut.
Sejak itu, Kingston memulai penelitian yang disebutnya Penyelidikan Fenomena Tanaman. Kingston bekerja sama dengan sejumlah lembaga termasuk laboratorium Dr. William Levengood di Amerika. Mereka mengumpulkan sampel crop circle dari berbagai belahan dunia. Hasilnya ditampilkan di jurnal ilmiah.
Apa saja faktanya?
- Formasi itu dibentuk semacam energi, yang memiliki kemampuan melewati struktur molekul tanaman tanpa merusaknya. Energi inilah yang memunculkan anomali fotografis.
- Ada distorsi medan elektromagnetik bumi, kadang muncul gambar hantu dalam jarak dekat dari formasi asli.
- Pancaran cahaya terekam di film atas formasi.
- Energi yang terlibat tak dikenal digunakan di bumi.
- Beberapa formasi meradiasikan frekuensi kira-kira 7,5hz dalam spektrum elektromagnetik namun bisa berbeda-beda di beragam formasi.
Kingston lalu mengelaborasi data itu menggunakan program komputer. Hasilnya, bisa menghasilkan musik dan suara indah. Fakta baru muncul:
- Frekuensi ini juga muncul saat ada penampakan UFO
- Meski tanaman telah dipanen, pola yang sama berbekas minimal enam bulan di tanah. Ini jelas tak bisa dilakukan manusia.
- Di beberapa formasi, kompas berotasi mengikuti anomali magnetik, perekam gambar, telepon genggam dan barang elektronik lainnya yang berbatere langsung kehabisan energi.
- Tanaman di luar formasi tidak memunculkan perubahan karakter struktur sel seperti tanaman dalam formasi.
- Tak ada konsistensi. Di beberapa formasi, ada faktor suara, ada anomali magnetik, anomali fotografis dan bekas di tanah.
- Tanaman dalam formasi masih bisa dipanen
- Ada 80 persen formasi yang dibentuk manusia karena ingin sensasi.
Dan Kingston berkesimpulan, pola geometris itu jelas bukan buatan manusia. Ada misteri yang harus dibongkar. (umi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar