VIVAnews- Jadwal kunjungan Presiden Barack Obama yang dipersingkat ternyata penyebabnya adalah karena kondisi letusan Gunung Merapi. Bahkan hari ini Cathay Pacific kembali menunda penerbangannya.
Langkah maskapai asing itu tidak diikuti oleh maskapai lokal yang memilih tetap terbang. Alasannya, kondisi cuaca masih aman untuk melakukan penerbangan.
Direktur Teknik Garuda Indonesia Ari Sapari menjelaskan ada beberapa alasan mengapa Garuda Indonesia tetap terbang. Pertama, Standar acuan keselamatan penerbangan atau notice to airmen (notam) yang dikeluarkan regulator (Kementerian Perhubungan) yang menyatakan penerbangan Indonesia aman. Kedua, memperhatikan laporan cuaca secara langsung, pandangan mata dan observasi secara langsung. Setiap pilot melaporkan kondisi aktual kondisi cuaca pada saat terbang atau sesudah mendarat.
"Referensi-referensi itu yang digunakan oleh operator untuk memutuskan terbang atau tidak," ujar dia kepada VIVAnews di Jakarta, 10 November 2010.
Menurutnya setiap maskapai mempunyai pertimbangan tersendiri. Level observasi penentuan standar itu tergantung tiap-tiap perusahaan. Dia mencotohkan Cathay Pacific yang batal terbang, mungkin berdasarkan laporan cuaca yang dikeluarkan oleh satelit Australia, pandangan dari atas tidak terlihat jelas apakah awan atau abu, sehingga ragu untuk terbang. Sementara maskapai Indonesia yang mengamati secara langsung tidak menemukan abu vulkanik.
"Bukan berarti kita nekat. Misalnya pada saat Merapi meletus, saya putuskan Garuda tidak terbang, karena saya tidak mengacu arah angin, namun memutuskan demi keselamatan. Level observasi penentuan standar tergantung perusahan masing-masing" ujarnya.
Maskapai boleh memprediksi berdasarkan data faktual di lapangan. Tidak bisa disalahkan maskapai asing yang masih ragu terbang, karena biasanya maskapai tersebut hanya 1-2 kali penerbangan sehingga tidak mendapatkan pandangan secara langsung "berbeda dengan maskapai lokal" ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar