KOMPAS.com-Saat ini ada dua mesin yang digunakan pada kendaraan bermotor, yaitu mesin 4-langkah (4T) dan 2-langkah (2T). Dari kedua jenis mesin tersebut, yang terus berkembang dan makin banyak digunakan pada sepeda motor adalah mesin 4T. Sebaliknya, mesin 2T, aplikasinya terus berkurang. Kini, produsen motor di Indonesia tak lagi menggunakannya.
Sebelumnya, mesin 2T sangat populer digunakan pada kendaraan bermotor roda dua karena konstruksinya yang praktis. Produsen sepeda motor Jepang seperti Kawasaki, Suzuki dan Yamaha, dulu mengandalkan mesin 2T. Begitu juga dengan Vespa.
Kendati, kini produsen telah beralih ke mesin 4T, sepeda motor dengan mesin 2T masih banyak digunakan. Antara lain, Suzuki Satria 125, Yamaha RX, Vespa lama dan sebagainya. Mesin ini juga digunakan pada mobil. Sekarang, kebanyakan digunakan padapowerboat, mesin gergaji, pemotong rumput dan sebagainya.
Khusus untuk mesin 2T, bagian mesin yang harus diberi oli, yaitu poros engkol (crankshaft), setang piston, piston, ring piston dan silinder, dilakukan dengan mencampurkannya bersama bensin. Oli pun ikut terbakar bersama bensin.
Karena kondisi seperti tersebut, sifat oli 2T berbeda jauh dibandingkan dengan mesin 4T. Viskositas oli 2T tidak hanya jauh lebih rendah (encer) dibandingkan oli 4T, juga harus mudah bercampur dengan bensin dan gampang terbakar. Tujuannya mencegah terbentuknya kerak dalam waktu singkat.
Di Indonesia, oli 2T disebut juga oli campuran atau samping. Oli 2T menggunakan tangki khusus di samping tangki bensin.
Dulunya, oli dan bensin dicampur langsung di dalam tangki bensin. Ternyata, cara ini cukup merepotkan. Pasalnya, setiap mengisi atau menambah bensin, juga harus menambahkan oli 2T agar komposisi campuran tetap sama.
Karena itulah, produsen sepeda motor Jepang membuat tangki khusus untuk oli 2T. Oli ini langsung disemprotkan ke saluran isap dengan pompa khususu untuk bercampur dengan bensin yang disedot oleh mesin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar