Selasa, 17 November 2009

Menentukan Waktu Kelahiran Bayi Berbobot Kecil

Selasa, 17/11/2009 15:05 WIB

Menentukan Waktu Kelahiran Bayi Berbobot Kecil

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: sciencedaily)
New York, Bayi berbobot kecil atau yang dinamakanIntrauterine Growth Restriction (IUGR) sangat berisiko ketika dilahirkan. Bobotnya yang kecil membuatnya rentan mengalami masalah kesehatan mulai dari pernafasan hingga gangguan otak.

Kondisi janin berbobot rendah ini biasanya lebih kecil dari jumlah bulan kehamilannya. Kini dengan mengandalkan USG dan informasi fisiologis dengan algoritma berdasarkan data yang ada, dapat diketahui kapan sebaiknya bayi dilahirkan.

Sebelumnya, dokter hanya menggunakan USG dalam melihat kesehatan bayi IUGR untuk menentukan kapan waktu terbaik melahirkan sang bayi.

"Dokter harus mempertimbangkan waktu yang terbaik untuk melahirkan, karena jika terlalu lama di dalam rahim kemungkinan bisa mengalami kerusakan otak sedangkan jika ingin dilahirkan harus dipastikan dulu apakah bayi sudah memiliki jantung yang kuat untuk bertahan hidup di luar rahim," ujar Prof Ofer Barnea dari departemen TAU Biomedical Engineering, seperti dikutip dari ScienceDaily, Selasa (17/11/2009).

Dengan menggunakan pasangan model antara matematika dengan informasi fisiologis bayi, maka dokter mendapatkan data penting perkembangan sistem sirkulasi janin. Dengan begitu dapat ditentukan kapan bayi cukup kuat untuk bertahan hidup sendiri.

Penemuan ini merupakan salah satu kemajuan besar dalam bidang kedokteran khususnya pediatrik. Peneliti mengukur data yang didapatkan dari bayi lalu memindahkannya ke program yang sudah ada untuk memperkirakan tekanan, aliran dan parameter lain yang dibutuhkan.

Sistem ini pertama kali dikembangkan untuk mengobati sindrom jantung kiri hypoplastic, yaitu suatu kondisi dimana sisi jantung bagian kiri tidak berfungsi.

"Dengan menggunakan kombinasi ini diharapkan bisa mendapatkan kesehatan bayi yang lebih baik, lebih sedikit cacat lahir dan tingkat kelangsungan hidup yang lebih baik," ujar Prof Barnea.

Para ilmuwan berharap pengembangan alat ini bisa untuk memonitor kondisi bayi. Saat ini sedang dilakukan studi kelayakan dan diperkirakan cara ini bisa masuk ke rumah sakit dalam waktu dua tahun ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar