Sabtu, 16 Oktober 2010

CFC Mulai Ditinggalkan, Bumi Terselamatkan

CFC Mulai Ditinggalkan, Bumi Terselamatkan
Sebagian besar lapisan ozon di bumi akan kembali normal pada pertengahan abad.
SABTU, 16 OKTOBER 2010, 19:25 WIB
Muhammad Chandrataruna

VIVAnews - Apakah Anda ingat CFC atauchlorofluorocarbon? Ya, bahan kimia yang merupakan gabungan dari tiga senyawa organik, yaitu karbon, khlor, floor. Ia sering dipakai untuk kaleng aerosol, nampan hamburger yang menyerupai aluminium, kulkas, dan barang-barang sejenis yang ternyata dapat merusak kehidupan bumi.

Benar, CFC mulai ditinggalkan beberapa tahun belakangan ini karena terbukti dapat menyebabkan kerusakan vital lapisan ozon dengan menyerang lapisan statosfer.

Jika Anda mencari benda-benda berbahan dasar CFC dewasa ini agak sulit. Ia sudah lama berlalu dari kehidupan manusia. Bahan tersebut dilarang pakai di sebagian besar negara industri sejak munculnya perjanjian internasional pada pertengahan 1990. Kebijakan tersebut kemudian diikuti oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

CFC adalah bahan kimia yang sulit terurai dan berumur panjang. Sama halnya dengan plastik, mereka tetap berada di sekitar kita dan terus memperburuk atmosfer. Pada kebanyakan produk, CFC telah digantikan posisinya oleh HCFC, zat serupa CFC yang juga terbuat dari air. Dikenal pula dengan sebutan freon.

Tetapi, kabar baiknya, keadaan itu hari ini jauh lebih baik. Lembaga ilmiah internasional yang beranggotakan sekitar 300 ilmuwan senior, Scientific Assessment of Ozone Depletion, melaporkan untuk pertama kalinya pada musim gugur tahun ini kandungan CFC12 di lapisan ozon menurun.

Laporan tersebut menegaskan, sebagian besar lapisan ozon yang ada di bumi akan kembali ke normal pada pertengahan abad, sekitar tahun 2050. Kecuali, lubang yang terbuka di Antartika. Bukan tak mungkin, tapi sulit untuk kembali ke normal karena memakan waktu yang lebih lama.

Berita baik ini tak cuma baik bagi kesehatan manusia, tetapi juga perlawanan pada isu pemanasan global. Seperti angin surga di tengah-tengah buntunya negosiasi iklim internasional.

Ozon, zat berwarna kebiru-biruan dan terbentuk dari oksigen, memiliki pertahanan yang rapuh. Anehnya, meski tidak kuat ia bekerja sungguh efektif. Tersebar ke seluruh bumi 21 mil di bawah laposan statosfer, ozon melindungi seluruh makhluk hidup di bumi dari radiasi ultraviolet berbahaya yang dikirim matahari. (Telegraph/hs)

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar