Tampilkan postingan dengan label Turki. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Turki. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Mei 2010

Penemuan Kapal Nabi Nuh Diragukan

Penemuan Kapal Nabi Nuh Diragukan
Kalaupun tidak terbukti bahwa itu adalah kapal Nabi Nuh, pencarian diteruskan.
SABTU, 1 MEI 2010, 15:08 WIB
Ita Lismawati F. Malau, Harriska Farida Adiati
Gunung Ararat, lokasi penemuan perahu Nabi Nuh (www.noahsarksearch.com)

VIVAnews - Sekelompok komunitas Kristen China mengumumkan penemuan bahtera Nabi Nuh di ketinggian 4.000 meter di Gunung Ararat, Turki.

Tim peneliti yang tergabung 'Noah's Ark Ministries International' tersebut yakin 99,9 persen bahwa apa yang mereka temukan adalah kapal yang menurut kitab suci beberapa agama dibangun oleh Nabi Nuh sebelum bencana banjir bandang mahadahsyat mengapus ras umat manusia berdosa.

Fox News, Jumat 30 April 2010, menyebutkan, penemuan di Gunung Ararat di Turki tersebut bisa jadi memang benar kapal Nabi Nuh, tapi bisa juga salah.

Kalaupun tidak terbukti bahwa itu adalah kapal Nabi Nuh, mereka yang percaya tidak akan berhenti mencari di tempat lain.

Beberapa orang berpendapat bahwa kayu kapal yang diambil gambarnya tidak cukup kuno, tidak ada gambar lokasi untuk memverifikasi situs itu, tidak ada pakar independen yang melihat data tersebut, dan tidak ada bukti bahwa di Bumi pernah terjadi banjir dahsyat.

Orang-orang yang paling tidak percaya pada penemuan tersebut justru para pakar kitab suci yang juga memiliki keyakinan bahwa bahtera Nuh memang eksis dan bisa ditemukan, tetapi tidak percaya dengan penemuan tim peneliti China.

Dr. John Morris, arkeolog kawakan Institute for Creation Research, bahkan menuding penemuan tersebut sebagai sebuah kebohongan. Morris telah memimpin 13 ekspedisi ke Gunung Ararat untuk mencari kapal yang disebut dalam kitab suci. Dia mengetahui dengan pasti lokasi di Ararat, dan menyebut penemuan para peneliti China tersebut merupakan penipuan.

Dr. Randall Price, kepala Studi Yudaisme di Liberty University, Virginia, Amerika Serikat, dua tahun lalu pernah menjadi anggota tim Noah's Ark Ministries International. Dia keluar dari proyek tersebut karena merasa ada pihak tertentu yang mengambil keuntungan dari proyek dengan menjadikan proses pencarian bahtera Nuh sebagai industri pariwisata.

Morris dan Price dikontak oleh tim China untuk ikut serta dalam konferensi pers untuk mengumumkan penemuan mereka beberapa hari lalu. Namun, Morris dan Price menolak dengan alasan, terlalu sedikit bukti yang diperoleh. Profesor Porcher Taylor dari University of Richmond juga yakin itu bukan bahtera Nuh yang sebenarnya. "Mereka menggali di lokasi yang salah di Gunung Ararat," kata Taylor.

Menurut Taylor, gambar satelit dari sebuah wilayah sekitar setengah mil jauhnya dari lokasi tim China menemukan kapal, menunjukkan sebuah kawasan yang disebut "anomali Ararat", sebuah wilayah yang membangkitkan minat komunitas intelijen AS selama bertahun-tahun. "Bila sisa-sia kapal Nuh memang di Gunung Ararat, satu-satunya lokasi yang paling logis adalah di anomali Ararat, dan bukan di lokasi di mana pengakuan sensasional itu dikeluarkan oleh kelompok itu," kata Taylor.

Bagaimanapun juga, para arkeolog tersebut yakin bahwa banjir bandang pernah menerjang Bumi dan bahwa bangkai kapal Nabi Nuh ada di Gunung Ararat, meski di lokasi berbeda dengan yang ditemukan tim China. Apapun itu, Morris, Price, Taylor, dan banyak ahli lain, tetap kembali ke Gunung Ararat dengan harapan akan menemukan sesuatu yang mereka percayai. (umi)

• VIVAnews

Rabu, 28 April 2010

Perahu Nabi Nuh Ditemukan di Turki?

Perahu Nabi Nuh Ditemukan di Turki?
"Kami belum yakin 100 % bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 %."
RABU, 28 APRIL 2010, 06:45 WIB
Elin Yunita Kristanti

laut
Ilustrasi perahu Nabi Nuh (www.maritimequest.com)

VIVAnews - Dikisahkan, sekitar 4.800 tahun lalu, banjir bandang menerjang Bumi. Sebelum bencana mahadahsyat itu terjadi, Nabi Nuh -- nabi tiga agama, Islam, Kristen, dan Yahudi, diberi wahyu untuk membuat kapal besar -- demi menyelamatkan umat manusia dan mahluk Bumi lainnya.

Cerita tentang bahtera Nabi Nuh dikisah dalam berbagai buku, sejumlah film dan lain-lain. Sejumlah ahli sejarah dari berbagai negara sudah lama penasaran dengan kebenaran kisah ini.

Untuk membuktikan kebenaran cerita itulah, kelompok peneliti dari China dan Turki yang tergabung dalam 'Noah's Ark Ministries International' selama bertahun-tahun mencari sisa-sisa perahu legendaris tersebut.

Kemarin, 26 April 2010 mereka mengumumkan mereka menemukan perahu Nabi Nuh di Turki. Mereka mengklaim menemukan sisa-sisa perahu Nabi Nuh berada di ketinggian 4.000 meter di Gunung Agri atau Gunung Ararat, di Turki Timur.

Mereka bahkan mengklaim berhasil masuk ke dalam perahu itu, mengambil foto dan beberapa specimen untuk membuktikan klaim mereka.

Menurut para peneliti, specimen yang mereka ambil memiliki usia karbon 4.800 tahun, cocok dengan apa yang digambarkan dalam sejarah.

Jika klaim mereka benar, para peneliti Evangelis itu telah menemukan perahu paling terkenal dalam sejarah.

"Kami belum yakin 100 persen bahwa ini benar perahu Nuh, tapi keyakinan kami sudah 99 persen," kata salah satu anggota tim yang bertugas membuat film dokumenter, Yeung Wing, seperti dimuat laman berita Turki, National Turk, 27 April 2010.

Spesimen temuan peneliti Turki dan China di Ararat

Grup yang beranggotakan 15 orang dari Hong Kong dan Turki hadir dalam konferensi pers yang diadakan Senin 26 April 2010 lalu.

Kepada media yang hadir saat itu, mereka juga memamerkan specimen fosil kapal yang diduga perahu Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu.

Seperti yang dijelaskan para peneliti, tambang dan paku diduga digunakan untuk menyatukan kayu-kayu hingga menjadi kapal. Tambang juga digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang diselamatkan dari terjangan bah -- begitu juga dengan potongan kayu yang dibuat bersekat untuk menjaga keamanan hewan-hewan.

Penemuan besar ini jadi amunisi untuk mendorong pemerintah Turki mendaftarkan situs ini ke UNESCO -- agar lembaga PBB itu ikut menjaga kelestarian perahu Nuh.

Awalnya, direncananya para arkeolog akan menggali perahu itu dan memisahkannya dari gunung. Namun, hal tersebut tak mungkin dilakukan, meski nilai sejarah penemuan ini sangat tinggi.

***

Gunung Ararat, lokasi penemuan perahu Nabi Nuh
Diyakini, ketika air surut, perahu Nuh berada di atas Gunung. Meski tiga agama besar mengabarkan mukjizat Nabi Nuh, tak ada penjelasan sama sekali, di mana persisnya perahu itu menyelesaikan misinya.

Sejak lama penduduk lokal Turki yang tinggal di pegunungan maupun kota-kota lain percaya bahwa perahu Nabi Nuh berada di Gunung Ararat.

Apalagi, pilot pesawat temput Turki dalam sebuah misi pemetaan NATO, mengaku melihat benda besar seperti perahu di Dogubayazit, Turki.

Pada 2006, citra satelit secara detil menunjukan benda mirip kapal yang diduga perahu Nuh itu adalah gunung yang dilapisi salju.

Beberapa ahli lain berpendapat bahwa sisa-sisa perahu Nuh menjadi bagian dari pemukiman manusia -- yang selamat dari bencana banjir bah.

Namun, peneliti yang mengklaim penemu perahu Nuh membantahnya. "Kami tak pernah menemukan ada manusia yang bermukim di ketinggian 3.500 meter dalam sejarah umat manusia."

Cuaca sangat dingin di ketinggian 4.000 meter itu oleh para penemu diyakini menjaga kondisi perahu Nuh selama ribuan tahun.

• VIVAnews

http://dunia.vivanews.com/news/read/147115-perahu_nabi_nuh_ditemukan_di_turki_

Sabtu, 19 Desember 2009

Gas Alam Peringatkan Gempa Dahsyat

17/12/2009 - 08:04

Gas Alam Peringatkan Gempa Dahsyat
Syamsudin Prasetyo
Naci Gorur
(hurriyetdailynews.com)

INILAH.COM, Jakarta – Gas alam di bawah laut Anatolia utara Turki terkait dengan peristiwa gempa bumi. Sistem deteksi dini digunakan sebagai cara mencegah bencana terjadi di Istanbul.

Gas alam yang tersembunyi di bawah laut Marmara Turki dekat Istanbul ternyata memberikan peringatan adanya gempa bumi yang akan mengguncang kota terbesar di Turki tersebut.

Peneliti dari Prancis dan Turki memindai dasar laut Marmara selama enam minggu menggunakan perangkat robot sonar, peralatan yang sama dengan yang digunakan untuk mendeteksi kumpulan ikan.

Misi mereka adalah untuk mempelajari hubungan antara keluaran gelembung gas dengan gempai bumi di sepanjang sisi Anatolia utara, dengan panjang 20 km ke selatan yakni Istanbul, kota terbesar dengan 15 juta penduduk.

Dengan menggunakan robot bawah air, mereka menemukan bahwa ada dua titik di mana gas alam datang dari sebuah bentang bumi dan dipercaya dengan melihat perubahan semburan dan aliran gas ini, gempa bumi dapat dideteksi lebih awal.

Naci Gorur seorang seismologis Universitas Teknik Istanbul, diminta membuat stasiun monitor . “Dengan membuat titik observasi untuk memonitor perubahan cairan yang datang dari bentang, besar kemungkinan akan terdeteksi pula pertanda awal sebuah gempa bumi,” kata Gorur.

“Kami menyadari bahwa jalur yang mengandung gas tersebut, bocor menyembul keluar di dua titik sepanjang Anatolia utara yakni satu di selatan Istanbul sedangkan satu lagi lebih ke barat,” ujar Ahli Geofisik Louis Geli.

Geli mengatakan bahwa para ahli memprediksi gempa bumi yang lainnya akan segera menimpa area tersebut pada waktu dekat dan memberitahukan otoritas Turki untuk membentuk pusat observasi bawah laut dan sebuah pusat riset laut.

Dia memperkirakan proyek dimaksud akan menelan biaya antara 5-8 juta euro atau setara dengan Rp67-105miliar.

Bentang Anatolia Utara sebelah timur , Bentang Izmit, pernah meledak dengan hebat pada tahun 1999 dan mengakibatkan dua gempa besar yang menewaskan sekitar 20.000 orang di Turki barat laut.

Sedangkan sisi barat, bentang Ganos, bertanggung jawab untuk gempa besar pada tahun 1912.[ito]

http://inilah.com/berita/teknologi/2009/12/17/227392/gas-alam-peringatkan-gempa-dahsyat/