Tampilkan postingan dengan label NASA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label NASA. Tampilkan semua postingan

Jumat, 28 Oktober 2011

NASA: Komet 'Tanda Kiamat' Elenin Telah Mati


NASA: Komet 'Tanda Kiamat' Elenin Telah Mati

Komet Elenin selama ini dianggap sebagai Nibiru, yang akan menabrak dan mengguncang Bumi.

JUM'AT, 28 OKTOBER 2011, 11:20 WIB
Elin Yunita Kristanti
VIVAnews - Sebagian orang percaya, kiamat akan datang pada 2012. Konon, sebuah planet bernama Nibiru akan menghantam Bumi dan memusnahkan semua mahluk di dalamnya.

Karena tak ditemukan planet 'nakal' yang mengancam Bumi -- yang bisa memainkan peran sebagai Nibiru -- para penganut teori konspirasi menggantinya dengan sebuah komet. Namanya Elenin yang  melintasi Bumi pada Oktober 2011. Elenin, bagi mereka, adalah Nibiru.

Namun, kabar baik pada penduduk Bumi. Ramalan itu tak akan terbukti. Sebab, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyatakan, alih-alih menubruk Bumi, komet Elenin telah mati. Bahkan, sisa-sisa pecahannya tak akan kembali dalam waktu 12.000 tahun.

NASA mencatat, beberapa bulan belakangan, Elenin berayun melalui bagian dalam tata surya. Komet ini berada dalam jarak terdekatnya dengan Bumi pada 16 Oktober 2011, namun ia tak lagi utuh, hanya berupa 'remah-remah'. Nasib buruk Elenin diduga terjadi September lalu saat ia sangat dekat dengan Matahari.

"Seperti komet yang melintas di dekat matahari, hanya dua  persen dari waktu yang ia tempuh: Elenin pecah," kata Don Yeomans dari program pengamatan obyek dekat Bumi, Jet Propulsion Laboratory NASA, seperti dimuat situs sains, LiveScience, 27 Oktober 2011.

"Nasib sisa-sisa pecahan Elenin seperti halnya pecahan lainnya. Akan membentuk seperti awan, menempuh rute ke luar dari tata surya bagian dalam. Kita tak akan melihat sisa-sisa Elenin di sekitar Bumi, setidaknya hingga 12 milenium."

Yeomans bahkan mengatakan Elenin bukan lagi komet, tapi 'eks komet'. "Salah satu yang bisa segera terlupakan."

Jet Propulsion Laboratory NASA dalam Twitternya juga menulis, "Komet Elenin mati."

Pada 10 September 2011, Elenin melayang dalam jarak 75 juta kilometer dari Matahari, panas sang surya membuatnya hancur berkeping. Pada Bulan Oktober, pecahan tersbeut berjarak 35,4 juta kilometer dari Bumi -- jarak terdekatnya dengan tempat tinggal manusia. Hanya awan pecahan Elenin yang terlihat dari teleskop.

"Komet itu terbuat dari es, debu batu, dan senyawa organik. Diameternya bisa mencapai beberapa mil. Tapi, mereka rapuh dan tak solid, lebih mirip bola debu," kata Yeomans. Tak ada harapan sisa-sisa komet itu kembali menyatu. Sekali pecah, ia hancur selamanya.

Komet Elenin ditemukan oleh astronom, Leonid Elenin dari Lyubertsy, Rusia. Nama lainnya adalah C/2010 X1, saat masih utuh ia berdiameter 2 kilometer.

Yeomans menambahkan, sudah berulang-ulang NASA membantah bahwa Elenin adalah pertanda kiamat. Namun, informasi yang diberikan justru dianggap sebagai upaya NASA menyembunyikan fakta tentang Elenin. "Saya sama sekali tak bisa menebak, bagaimana bisa komet kecil menjadi sensasi internet besar," kata Yeomans. "

Sekali lagi, ramalan kiamat terbukti salah.  (umi)
• VIVAnews

Rabu, 07 September 2011

NASA Ungkap Foto Terbaru Permukaan Bulan


NASA Ungkap Foto Terbaru Permukaan Bulan

Foto-foto itu menggambarkan bahwa banyak puing tertinggal di permukaan Bulan.

RABU, 7 SEPTEMBER 2011, 12:04 WIB
Muhammad Firman
Foto-foto ini menggambarkan bahwa banyak puing-puing tertinggal di permukaan Bulan. Di saat yang sama, ilmuwan tengah memprihatinkan banyaknya sampah di orbit planet Bumi. (space.com)
VIVAnews - NASA memublikasikan gambar-gambar yang sebelumnya belum pernah diketahui khalayak seputar tiga titik pendaratan di Bulan. Foto-foto resolusi tinggi ini menampilkan gambar yang sangat detail atas situs eksperimen, jejak kaki para astronot, serta kendaraan di Bulan.

Dalam sebuah jumpa pers, Jim Green, Director Planetary Science Division NASA memperlihatkan foto-foto situs pendaratan Apollo 12, 14, dan 17 yang diambil oleh Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO).

“Kita bisa melihat jejak bekas langkah kaki para astronot dengan detail yang lebih baik dan melihat dari mana mereka mengambil sampel-sampel bebatuan di Bulan,” kata Noah Petro, geolog bulan di Goddard Space Flight Center NASA, seperti dikutip dari Huffington Post, 7 September 2011.

Menurut Mark Robinson, peneliti dari Arizona State University yang bertugas sebagai peneliti utama studi LRO, foto-foto baru ini berbeda dengan foto-foto permukaan Bulan yang sebelumnya pernah diambil.

“Gambar dari Narrow Angle Camera pada ketinggian rendah memperdalam pengetahuan kita terhadap permukaan Bulan,” ucap Robinson. “Salah satu contoh adalah tajamnya bekas jejak kendaraan penjelajah di situs pendaratan Apollo 17. Pada foto terdahulu, jejak tersebut memang terlihat, namun kini garis paralel tajam terlihat di permukaan,” ucapnya.

Foto-foto terbaru ini juga menggambarkan bahwa banyak puing-puing tertinggal di permukaan Bulan di saat para ilmuwan tengah memprihatinkan banyaknya sampah yang tertinggal di ruang angkasa, di orbit planet Bumi.

“Kita gagal mengontrol kebersihan lingkungan,” kata Donald Kessler, mantan peneliti senior NASA. “Tampaknya membersihkan sampah di ruang angkasa kini sudah menjadi kebutuhan,” ucapnya.

Adapun misi ke Bulan berikutnya NASA adalah mengirimkan sensor kembar untuk mempelajari gravitasi Bulan. Data yang dikumpulkan akan memberikan informasi bagi ilmuwan untuk lebih memahami bahan-bahan pembentuk Bulan, hingga sampai ke intinya. (eh)
• VIVAnews

Sabtu, 06 Agustus 2011

NASA Luncurkan Pesawat Antariksa Berawak Lego ke Planet Jupiter

Minggu, 07/08/2011 00:44 WIB
NASA Luncurkan Pesawat Antariksa Berawak Lego ke Planet Jupiter
Hery Winarno - detikNews
NASA Luncurkan Pesawat Antariksa Berawak Lego ke Planet Jupiter
Lego Jupiter dan Juno: pcmag.com
Florida - Badan Antariksa AS, NASA, meluncurkan pesawat ruang angkasa bertenaga surya menuju planet Yupiter, dari Cape Carnaval Air Force Station di Florida, pada Jumat (5/8/2011) waktu setempat. Pesawat antariksa tersebut diberi nama Juno yang akan menempuh perjalanan selama lima tahun ke Yupiter, yang berjarak sekitar 2.800 juta kilometer jauhnya.

Menariknya pesawat tersebut tidak diawaki manusia tetapi mainan Lego. Pesawat tersebut membawa tiga miniatur lego ke ruang angkasa.

Seperti dikutip dari pcmag.com, Minggu (7/8/2011), tiga buah miniatur Lego yang menggambarkan dewa Romawi Jupiter, istrinya Juno dan ilmuwan asal Italia Galileo Galilei terpasang di dalam pesawat ruang angkasa milik NASA itu. NASA mengumumkan, ketiga patung setinggi 1,5 inchi tersebut dibawa dalam pesawat Juno untuk misi ruang angkasa ke planet Jupiter.

Dibawanya tiga miniatur patung ini merupakan bagian dari kerjasama antara NASA dengan LEGO dimana tujuannya untuk menginspirasi anak-anak untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika.

Berbeda dengan mainan plastik yang biasa Lego membuat, angka-angka ini terbuat dari aluminium, membuat mereka kuat cukup untuk menahan kondisi ekstrim penerbangan ruang angkasa.

Misi Juno sendiri ialah mencari apa saja yang membentuk planet terbesar dalam sistem tata surya itu. Juno bertujuan untuk lebih dekat ke Jupiter daripada pesawat ruang angkasa NASA lainnya dan akan menjadi yang pertama mengorbit kutub planet.

(her/ahy)

Selasa, 18 Januari 2011

Ini Desain Pesawat Terbang Masa Depan NASA

Ini Desain Pesawat Terbang Masa Depan NASA
Desain pesawat baru ini akan diterapkan 20-25 tahun dari sekarang.
RABU, 19 MEI 2010, 09:55 WIB
Elin Yunita Kristanti

VIVAnews - Tak hanya mengurus masalah luar angkasa, Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA juga ikut berkontribusi mengembangkan desain pesawat penumpang dalam program Fundamental Aeronautic NASA, April 2010.

Melalui penelitian selama 18 bulan, NASA memvisualisasikan pesawat penumpang masa depan. Desain pesawat baru ini akan diterapkan 20-25 tahun dari sekarang.

Ada beberapa ide desain segar -- meski dalam pandangan pertama terlihat kuno.

Alih-alih mengadopsi bentuk pesawat dalam fiksi ilmiah, desain pesawat baru ini tak beda drastis dengan bentuk pesawat yang sudah ada.

Namun, jika dilihat dengan seksama, ada perbedaan signifikan -- terobosan baru ada di kerangka pesawat dan penggunaan teknologi akan membuat pesawat masa depan lebih tenang, tak berisik, lebih bersih, dan efisien bahan bakar. Juga lebih mengedepankan kenyamanan penumpang.

Dengan melihat desain NASA, Anda juga bisa melihat bentuk ultramodern dengan keramik atau gabungan serat, tabung karbon, kabel fiber optik, lapisan kulit pesawat yang bisa memperbaiki diri, mesin listrik hibrida, sayap lipat, badan pesawat terbang dobel, dan jendela virtual.

"Berdiri di depan pesawat masa depan ini, Anda mungkin tak bisa membedakannya dengan pesawat konvensional. Namun, pengembangannya dilakukan secara revolusioner," kata ilmuwan proyek Fundamental Aeronautics Program NASA, Richard Wahls, seperti dimuat laman NASA, Rabu 19 Mei 2010.

"Yang mengagumkan ada pada teknologinya, bukan sekedar bungkus pesawat," kata dia.

Pada Oktober 2008 lalu, NASA menyerukan pada industri dan dunia akademis untuk membayangkan konsep canggih pesawat terbang 2030-an, yang dapat mengantisipasi kebutuhan transportasi udara komersial, tapi efisien dalam menggunakan bahan bakar, juga ramah lingkungan.

NASA tidak menyebut secara pasti apakah pesawat masa depan ini akan digunakan untuk penerbangan domestik atau penerbangan internasional dengan jarak yang lebih jauh.

Empat tim bergabung dalam program ini, yakni,

1. Tim GE Aviation menuangkan konsep pesawat masa depan yang bisa mengangkut 20 penumpang. Pesawat ini bisa mengangkut penumpang dari satu lokasi ke lokasi lain -- diharapkan mengurangi kemacetan di kota metropolis.

Bentuk pesawat ini oval, dengan fitur yang meratakan aliran udara ke seluruh permukaan. Pesawat ini memiliki bahan bakar pembangkit listrik yang canggih. Mesin pesawat tak berisik, bisa lepas landas dalam waktu cepat dan tak memerlukan banyak waktu untuk menaikkan pesawat.

Model pesawat masa depan NASA

2. Pesawat D 8 'double bubble' karya Massachusetts Institute Technology (MIT) bisa mengangkut 180 orang -- menggabungkan dua badan pesawat memasang tiga mesin jet turbofan di ekornya dengan posisi naik. Komponan penting pesawat ini adalah penggunaan material yang ringan dan mesin turbofan dengan rasio bypass yang ultratinggi.

Tim merancang D8 untuk melakukan pekerjaan yang sama dengan Boeing 737-800.

Pesawat penumpang masa depan NASA

3. Perusahaan Boeing mengembangkan Subsonic Ultra Green Aircraft Research (SUGAR), pesawat bermesin ganda dengan teknologi propulsi hibrid. Memiliki badan pesawat seperti tabung dan sayap yang membantu pesawat naik ke atas. Dibandingkan dengan pesawat yang ada saat ini, sayap SUGAR lebih panjang, namun bisa dilipat ketika parkir di bandara.

Pesawat masa depan NASA

4. Tim Northrop Grumman meramalkan kebutuhan terbesar masa depan adalah ketersediaan pesawat yang mengangkut 120 penumpang, dengan ukuran lebih kecil dan hanya membutuhkan landasan pacu pendek.

Tim menyebut pesawat ini sebagai Silent Efficient Low Emissions Commercial Transport (SELECT). Revolusi SELECT ada pada kinerjanya bukan pada tampilan. (umi)

Desain pesawat masa depan NASA

• VIVAnews

Ini Desain Pesawat di 2025 Ala NASA

Ini Desain Pesawat di 2025 Ala NASA
Apapun desainnya, harus memenuhi kriteria yang dipatok NASA. Seperti apa karya ketiga tim?
SENIN, 17 JANUARI 2011, 14:14 WIB
Elin Yunita Kristanti

VIVAnews -- Pada akhir 2010 lalu, Badan Antariksa AS, NASA, memberikan kontrak pada tiga tim yakni Lockheed Martin, Northrop Grumman, dan Perusahaan Boeing untuk meneliti konsep desain canggih pesawat terbang masa depan yang bisa digunakan pada tahun 2025.

Seperti dimuat situs NASA, masing-masing desain pesawat yang dihasilkan tiga tim nampak beda, Namun, apapun desainnya, harus memenuhi kriteria yang dipatok NASA, yakni: tidak berisik, tidak mengeluarkan asap buangan, dan hemat bahan bakar.

Itu artinya, setiap pesawat harus menyeimbangkan semua teknologi canggih dan keramahan lingkungan. NASA juga mengharuskan pesawat masa depan bisa dioperasikan dengan aman dalam manajemen lalu lintas udara yang lebih modern di masa depan.

Syarat yang lain: masing-masing pesawat harus bisa terbang sekurang-kurangnya 85 persen dari kecepatan suara, bisa melintasi jarak setidaknya 7.000 mil, dan bisa mengangkut 50.000 sampai 100.000 pon muatan, penumpang ditambah kargo.

Selama sisa waktu yang telah ditetapkan, tim akan meneliti, menguji, dan melakukan simulasi. Juga membuang dan mempertahankan inovasi agar mereka bisa ke luar sebagai pemenang dalam sayembara NASA ini.

Seperti apa desain ketiga tim ini?

Tim Perusahaan Boeing

Pesawat masa depan NASA tahun 2025

Tim Northrop Grumman

Pesawat masa depan NASA tahun 2025

Tim Lockheed Martin

Pesawat masa depan NASA tahun 2025

































Baca juga: Ini Desain Pesawat Terbang Masa Depan NASA

• VIVAnews