Helikopter 'Mainan' Penumpas Perompak Somalia
Selintas, The Shadowhawk mirip mainan. Tapi, pelontar granat bisa dipasang di heli ini.
VIVAnews - Selintas, helikopter mini yang digerakkan dengan remote control ini serupa mainan. Namun, helikopter bernama The Shadowhawk UAV ini merupakan senjata mutakhir dalam melawan kriminal.
Helikopter mini ini dilengkapi dengan sistem persenjataan, dari senjata pelumpuh, hingga shotgun dan pelontar granat. Walau hanya sepanjang 2 meter dan memiliki berat 22,2 kilogram, The Shadowhawk UAV ini telah digunakan untuk melawan perompak Somalia dan negara lain di kawasan "tanduk" Afrika (Horn Afrika), serta melawan kriminal di jalanan Amerika Serikat.
Salah satu keandalan helikopter ini adalah kecepatan. The Shadowhawk UAV mampu diterbangkan hingga 112 kilometer per jam. Dengan demikian, heli ini mampu mengikuti pelaku kejahatan atau memimpin patroli udara, sesuatu yang tidak bisa dilakukan helikopter polisi.
Selain itu, heli ini bisa diterbangkan selama 2.5 jam, dan mampu antisipasi angin yang bertiup hingga 25 knot. Alat perekam dan broadcast juga bisa dipasang secara real time, dalam kondisi apapun. Jelas ini sangat bermanfaat dalam pemberantasan kejahatan.
Vanguard Defense Industries membutuhkan waktu 3 tahun untuk mengembangkan helikopter ini, yang kemudian dikembangkan dalam lima moder yang berbeda. Pembeli heli ini bisa memilih opsi turbine atau mesin piston, kamera penyensor panas (thermal), penunjuk laser dan pengukur jarak target (range finders). Atau, mereka bisa mempersenjatai heli ini dengan senjata pelumpuh (taser), pelontar granat, atau shotgun.
Opsi lain juga disediakan oleh Vanguard. Namun, untuk kepentingan dan kerahasiaan militer, tidak disebutkan di situs Vanguard.
April kemarin, Vanguard baru saja mendapat kontrak miliaran dollar dari perusahaan eksplorasi gas dan minyak. The Shadowhawk UAV dipesan perusahaan itu sebagai persenjataan melawan perompak Somalia.
CEO Vanguard, Michael Buscher mengatakan. "Kemampuan ShadowHawk sama baiknya di darat atau pun udara, dari sisi intelijen, pengawasan, atau operasi awal yang dilakukan untuk mengatasi perompakan terhadap klien kami."
"Alat operasi penjajakan ini bisa mengantisipasi ancaman, sehingga perusahaan bisa menyediakan lebih banyak aparat keamanan, sebagai tindak lanjut kemampuan pendeteksi ancaman yang bisa dilakukan (helikopter itu)," lanjut Buscher. | Daily Mail
Tidak ada komentar:
Posting Komentar