Sabtu, 25 Juni 2011

Pentagon: Dari Star Wars ke Star Trek

Pentagon: Dari Star Wars ke Star Trek
Pentagon mencari ide terbaik untuk perjalanan bintang dalam 100 tahun.
JUM'AT, 17 JUNI 2011, 08:36 WIB
Arfi Bambani Amri

VIVAnews - Jika dulu Departemen Pertahanan Amerika Serikat alias Pentagon muncul dengan proposal Star Wars, kini berubah menjadi Star Trek alias penjelajahan bintang. Tak main-main, Lembaga Proyek Riset Pertahanan Lanjutan (DARPA), sebuah lembaga riset di bawah Pentagon yang dulu ikut mengembangkan internet, membuka sayembara usulan perjalanan bintang.

Pemenang yang bisa memberikan ide terbaik akan mendapat setengah juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp4,5 miliar. Bulan ini, 150 pihak bersaing menjawab sayembara dari pemerintah federal ini.

Pejabat menyatakan, beberapa nama besar sudah tertarik ikut. Idenya adalah membuat perjalanan bintang bisa dilakukan dalam seabad.

Pentagon memang dikenal sebagai ide besar dan pengeluaran besar. Tahun 1980-an, Pentagon mengembangkan sistem misil pertahanan berbasis angkasa luar. Kini mereka muncul dengan konsep Perjalanan Bintang 100 Tahun. Anggarannya US$1 juta. Setelah dipresentasikan musim gugur ini di Orlando, pada November nanti, DARPA akan menentukan siapa pemenang sayembara.

David Neyland, Direktur Teknologi Taktis DARPA, menyatakan, dana sayembara ini akan menjadi "bibit uang" untuk menolong seseorang memikirkan ide perjalanan bintang dan melakukannya di sektor swasta. Ini bukan soal perjalanan ke planet terdekat dan bukan soal menggunakan robot, kata Neyland.

Namun, bintang terdekat dari matahari kita berjarak 25 biliun mil. Roket tercepat manusia membutuhkan 4.000 tahun ke sana. Artinya, kata Neyland, proyek Star Trek ini bukan hanya soal roket metode terbaru. Proyek ini juga berkaitan dengan upaya menangani usia manusia yang terbatas, sehingga berkaitan dengan soal pengobatan, pertanian, etika dan daya tahan tubuh.

Salah satu yang tertarik proyek ini adalah ilmuwan-jutawan Craig Venter, salah satu orang yang memetakan genom manusia dan sekarang bekerja di bidang kehidupan artifisial dan bahan bakar alternatif.

"Kami ingin menangkap imajinasi rakyat," kata Neyland.

Namun tak semua setuju dengan proyek ini. Wakil Presiden Pembayar Pajak untuk Akal Sehat, Steve Ellis, menyatakan, "Ketika melihat jagat raya, proyek ini sepertinya belum masuk daftar prioritas." (eh)

The Associated Press

• VIVAnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar