Tampilkan postingan dengan label Alien. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alien. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Januari 2011

Ilmuwan: Alien Bukan Ancaman untuk Agama

Ilmuwan: Alien Bukan Ancaman untuk Agama
Beda dengan generasi masa lalu, kemajuan teknologi membuat alien tak lagi menakutkan.
SELASA, 11 JANUARI 2011, 14:14 WIB
Elin Yunita Kristanti

VIVAnews -- Bukti keberadaan mahluk luar angkasa (alien), yang disampaikan banyak pakar, tidak lagi mencengangkan manusia. Tidak lagi membuat manusia panik. Mengapa? Jawabannya adalah kemajuan teknologi yang begitu pesat.

Psikolog terkemuka, Dr Albert Harrison dari University of California Davis menegaskan bahwa tahun 1961, pemerintah Amerika Serikat memperingatkan bahwa bukti keberadaan alien akan menciptakan kepanikan massal.

Tapi kini peringatan itu tidak relevan lagi. Manusia modern, kata Harrison, justru senang atau bahkan tidak peduli jika keberadaan alien saat ini sudah bisa dibuktikan. Kemajuan teknologi menjadikan berita-berita tentang alien tidak lagi menakutkan.

"Penemuan ETI (extra-terrestrial intelligence) tidak begitu mengejutkan bagi generasi yang terbiasa dengan mesin pengolah kata, kalkulator elektronik, avatar dan telepon genggam," kata Harrison seperti dimuat dalam jurnal ­Philosophical Transactions of the Royal Society.

Generasi teknologi, lanjutnya, "Beda dengan generasi yang tumbuh ditemani mesin tik, penggaris, mistar hitung, telepon umum, dan boneka kain."

Dia menambahkan, orang-orang sudah terbiasa dengan ide ET sejak organisasi pencari Alien, SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence), mengklaim mendengar sinyal radio alien 50 tahun lalu.

Saking terbisanya dengan alien, setengah populasi AS dan Eropa yakin alien memang ada, dan sebagian bahkan percaya penampakan UFO yang dilaporkan ada hubungannya dengan kedatangan alien ke Bumi.

Artikel kedua dalam jurnal yang sama ditulis oleh Ted Peters, ahli teologi Pacific Lutheran Theological Seminary di Berkeley, California.

Dalam tulisannya, Peters mengatakan, penemuan alien bukanlah ancaman bagi agama-agama di dunia.

Ini berdasarkan hasil survei terhadap 1.300 pemeluk agama berbeda di seluruh dunia. "Jelas, mayoritas pemeluk agama, lepas dari apa agamanya, tidak melihat kontak dengan mahluk angkasa luar sebagai ancaman bagi keyakinan mereka."

Pakar evolusi Professor Simon Conway Morris dari Cambridge University berpendapat sebaiknya. Menurut dia, kemungkinan adanya mahluk cerdas mirip manusia di luar angkasa sangat kecil.

Jika evolusi terjadi di tiap bagian jagad raya, tak mungkin ada penjelajah langit yang datang dari bagian yang lebih tua di alam semesta.

"Itu tidak terjadi, dan tidak akan terjadi. Kita tak pernah dikunjungi mahluk asing, dan tak perlu repot-repot membuat panitia penyambutan untuk mereka." "Mereka tidak ada, dan kita sendiri."

(The Sun, Daily Mail)

• VIVAnews

Jumat, 14 Mei 2010

Alien Mencoba Kontak Bumi?

Alien Mencoba Kontak Bumi?
Voyager 2 mengirimkan pesan yang telah terdistorsi dan tidak terbaca di bumi.
JUM'AT, 14 MEI 2010, 11:25 WIB
Ismoko Widjaya
Maket yang menunjukkan rupa sebuah alien di Museum of Science, AS (AP Photo)

VIVAnews - Makhluk angkasa luar atau alien dipercaya telah mencoba mengontak manusia di planet bumi. Argumentasi yang masih menjadi perdebatan itu dipercaya ahli yang melihat fenomena pengiriman data tak terbaca oleh Voyager 2, pesawat tak berawak milik NASA, Badan Antariksa Amerika Serikat (AS).

Seperti dilansir Daily Star edisi Jumat 14 Mei 2010, seorang ahli percaya bahwa alien telah membajak pesawat 'penyelidik' Voyager 2 milik NASA. Mereka percaya alien mencoba menghubungi manusia di bumi dengan cara 'membajak' Voyager 2.

Dugaan mencurigakan ini mencuat setelah pesawat yang diluncurkan pada 20 Agustus 1977 itu, mengirimkan pesan yang telah terdistorsi dan tidak terbaca di bumi. Pesan itu dikirim dari jarak 8,6 miliar mil ke Bumi.

Voyager, yang diluncurkan 33 tahun lalu itu memiliki misi untuk mencari tahu kehidupan makhluk hidup selain di bumi. Pakar astronomi Jerman, Hartwig Hausdorf, sangat yakin alien sedang mengirim sinyal transmisi ke bumi.

Saat diluncurkan, Voyager 2 juga 'dibekali' dengan piringan hitam berlapis emas. Piringan hitam untuk alat musik klasik gramofon itu berisi suara-suara atau gambar kehidupan dan keanekaragaman makhluk bumi.

Dalam piringan hitam berlapis emas itu terdapat 55 bahasa manusia di bumi. Piringan hitam itu sengaja dikirim untuk memberikan informasi kepada 'mereka' yang ada di angkasa luar.

Voyager 2 secara rutin mengirimkan informasi ke bumi. Tetapi, pada 22 April lalu, mereka berhenti mengirimkan sinyal transmisi informasi ke bumi, tetapi malah mengirimkan data-data yang tidak terbaca. Voyager 2 mengirim uraian sinyal yang berbelit-belit dan sangat sulit untuk dipahami.

Insinyur NASA sudah berupaya memperbaiki kesalahan transmisi. Tetapi Hausdorf, yang juga penulis buku UFOs-The Are Still Flying, mempunyai dugaan lain. "Mereka mencoba membajak," ujarnya.

Tetapi, orang dalam NASA menyebut itu hanya omong kosong, karena ini kesalahan mesin biasa. "Tapi, bila benar ada makhluk cerdas di luar angkasa itu benar, maka itu merupakan temuan luar biasa. Bila benar, ini akan mengubah dunia," kata seorang insinyur NASA. (umi)

• VIVAnews

Kamis, 13 Mei 2010

Pesawat Luar Angkasa Voyager 2 Dibajak Alien?

Pesawat Luar Angkasa Voyager 2 Dibajak Alien?


Voyager 2

VIVAnews - Misteri melingkupi Voyager 2, pesawat tak berawak milik Amerika Serikat yang diluncurkan 20 Agustus 1977, 33 tahun yang lalu.

Sebab, baru-baru ini Voyager 2 mengirimkan pesan dalam format yang tak bisa dibaca ilmuwan Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA.

Muncul dugaan pesawat itu dibajak alien alias mahluk luar angkasa -- yang mengirimkan jawaban pesan NASA. Seperti diketahui, menurut astrofisikawan, Stephen Hawking, NASA pernah mengirim sinyal ke luar angkasa berupa sebuah tembang dari grup pop legendaris The Beatles.

Tembang itu berjudul, "Across the Universe" (Melintasi Alam Semesta).

"Ini seperti seseorang telah memprogram ulang atau membajak Voyager 2, tapi kita tak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi," kata pakar alien, Hartwig Hausdorf, seperti dimuat laman Daily Telegraph, 12 Mei 2010.

Saat ini, para insinyur sedang mencoba untuk membaca data yang dikirim Voyager 2 -- yang lokasinya berada dekat tepi tata surya.

Keanehan Voyager 2 terjadi pada bulan lalu, ketika pesawat itu mengirim data dari jarak 8,6 miliar mil ke Bumi dalam format yang berubah dari sebelumnya. Data itu tak terbaca.

Selama ini Voyager 2 diprogram untuk mengirimkan data tentang kondisinya kesehatannya sendiri agar para insinyur di Bumi bisa memperbaiki -- jika ada masalah.

Semenjak diluncurkan, Voyager 2 dan kembarannya, Voyager 1 ditugasi mengeksplorasi Planet Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Dua Voyager ini adalah pesawat manusia dengan daya jelajah paling jauh.

Voyager 1 kini berjarak 10,5 miliar mil dari bumi, dalam lima tahun pesawat ini diharapkan dapat melintasi heliosfer -- gelembung matahari yang terbentuk di tata surya, dan masuk ke lintasan antarbintang.

Sementara, Voyager 2 bergerak mengikuti kembarannya. (jn)

http://id.news.yahoo.com/viva/20100513/twl-pesawat-luar-angkasa-voyager-2-dibaj-cfafc46.html

Jumat, 30 April 2010

Kehidupan Alien Versi Stephen Hawking

Kehidupan Alien Versi Stephen Hawking
Sebagai mahluk hidup, alien punya intelegensia dan daya ancam
SENIN, 26 APRIL 2010, 08:56 WIB
Renne R.A Kawilarang
Maket yang menunjukkan rupa sebuah alien di Museum of Science, AS (AP Photo)

VIVAnews - Ahli astrofisika terkemuka asal Inggris, Stephen Hawking, ternyata mendukung pandangan sebagian kalangan yang percaya bahwa mahluk luar angkasa memang ada. Mahluk yang populer disebut alien itu diduga berupaya mencari planet-planet yang menyimpan sumber daya yang mereka butuhkan.

Demikian sekilas pandangan Hawking dalam suatu serial yang ditayangkan stasiun televisi ilmu pengetahuan, Discovery Channel. Menurut Discovery Channel, Minggu 25 April 2010, wawancara dengan Hawking mengenai teorinya atas alien itu sudah ditayangkan di AS kemarin dan akan mulai beredar di Inggris bulan depan.

Discovery sudah mengungkapkan beberapa petikan wawancara dengan Hawking ke media massa, termasuk ke laman harian Inggris, The Times.

Kehidupan alien, menurut Hawking, hampir pasti ada di banyak tempat di jagat raya. Tidak hanya di planet, namun juga di pusat bintang-bintang, atau bahkan mengambang di ruang antarplanet.

Pandangan Hakwing atas kehidupan alien, menurut The Times, berdasarkan keyakinannya bahwa jagat raya memiliki 100 miliar galaksi. Masing-masing galaksi memiliki ratusan juta bintang. Maka, dalam ruang yang begitu besar, Bumi tampak bukan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan.

Menurut Hawking, rupa alien bisa saja sama dengan mikroba atau hewan biasa - yang merupakan tipe mahluk hidup yang paling lama menghuni bumi. Sebagai mahluk hidup, alien punya intelegensia dan daya ancam. Itulah sebabnya ilmuwan berusia 68 tahun itu memperingatkan bahwa kontak dengan alien bisa berbahaya bagi kehidupan manusia.

Ilmuwan yang terkenal dengan teori "Lubang Hitam" itu menyatakan bahwa alien bisa saja menyerang Bumi demi mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan dan selanjutnya pergi lagi.

"Kita hanya memandang diri kita saat berpikir betapa kehidupan intelegensia dapat berkembang menjadi sesuatu yang tidak ingin kita hadapi. Saya bayangkan mereka [alien] mungkin ada dalam pesawat-pesawat yang besar setelah menggunakan semua sumber daya dari planet mereka," kata Hawking.

"Alien-alien yang telah maju itu kemungkinan telah menjadi nomad, berupaya untuk menaklukan dan membuat koloni di planet-planet manapun yang bisa mereka raih," lanjut Hawking.

Menurut The Times, pandangan Hawking itu sebelumnya diperkuat oleh sejumlah penemuan ilmiah. Sejak 1995 telah ditemukan lebih dari 450 planet yang mengorbit di bintang-bintang yang jauh. Planet-planet yang ditemukan itu diperkirakan berbentuk lebih besar dari Bumi, namun perkiraan itu masih harus dibuktikan lebih lanjut karena penemuan ini menggunakan teleskop yang teknologinya kian berkembang.

Sementara itu seorang astronom yang juga berasal dari Inggris, Lord Rees, awal tahun ini sudah memperingatkan bahwa kehidupan alien mungkin di luar jangkauan pemahaman manusia. "Saya menduga ada kehidupan dan intelegensia di luar sana dalam bentuk yang tidak kita pahami," kata Rees. (mt)

• VIVAnews