Pakar Gempa Kuak Misteri Patahan Lembang
Sekitar 2.000 tahun lalu, patahan sempat bergeser dan menyebabkan gempa besar.
JUM'AT, 28 OKTOBER 2011, 13:42 WIB
Elin Yunita Kristanti, Amal Nur Ngazis, Syahrul Ansyari
VIVAnews - Para peneliti telah berhasil mengungkap karakter patahan Lembang yang terletak di Jawa Barat.
Dalam pemaparan hasil penelitiannya, para ahli mengungkapkan, patahan Lembang ditemukan aktif. Penemuan menggunakan dua metode yakni pengamatan data GPS di daratan dan penggalian hasil longsoran tanah yang terletak dalam patahan tersebut.
“Sesar Lembang ditemukan aktif,” ujar Irwan Meilano di sela-sela pemaparan hasil penelitian dalam Workshop Multi Diciplinary Hazard reduction from Earthquake and Volcanoes in Indonesia di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 28 Oktober 2011.
Penemuan bahwa Patahan Lembang aktif menggunakan pengamatan GPS dengan memasang alat tersebut di daratan, dari catatan GPS, menunjukkan gerakan yang berarti patahan tersebut tak diam.
Dalam pemaparan tersebut, juga ditemukan bahwa 2.000 tahun lalu, patahan Lembang pernah bergeser yang menimbulkan 6,8 momen magnitude atau skala gempa. Sementara sekitar 500 tahun lalu patahan ini juga bergeser dengan menghasilkan 6,6 skala gempa. “Kami juga telah mengetahui karakter Lembang, meskipun belum secara detail,” tambahnya.
Skala gempa yang ditemukan tersebut bisa menjadi gambaran besaran gempa yang terjadi. Irwan menyatakan bahwa ada hubungan yang dekat antara besaran gempa dengan skala gempa tersebut.
Dari pengamatan GPS, diketahui juga kecepatan laju geser tersebut. “Untuk sesar Cimandiri kecepatannya 4 sampai 6 mm/tahun, sedangkan sesar Lembang 2 sampai 4 mm/tahun,” tambahnya.
Hasil penelitian ini merupakan kerjasama antara LIPI, JICA, Kemenristek untuk mengurangi dampak kerusakan akibat gempa dan bencana di Indonesia. Dalam proyek ini menggabungkan dengan berbagai disiplin ilmu, agar dapat tersosialisasi dengan baik di masyarakat. Dalam proyek ini dibagi beberapa kelompok yakni kelompok peneliti sumber gempa dan tsunami, kelompok vulkanologi, kelompok engineering, kelompok sosial dan kelompok pendidikan. “Diharapkan nantinya dapat diaplikasikan kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Untuk diketahui, patahan Lembang terkait dengan potensi gempa besar yang mengancam Kota Bandung. eberapa bangunan yang tepat berada di atas sesar Lembang antara lain adalah Observatorium Bosscha, Sesko AU, Sespim Polri, Detasemen Kavaleri TNI-AD, dan Restoran The Peak.
Daerah lain yang juga dilintasi Sesar Lembang adalah Gunung Palasari, Batunyusun, Gunung Batu & Gunung Lembang, Cihideung, dan Jambudipa bagian barat. Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah pemukiman yang padat dan dapat berpotensi membahayakan.
• VIVAnews“Sesar Lembang ditemukan aktif,” ujar Irwan Meilano di sela-sela pemaparan hasil penelitian dalam Workshop Multi Diciplinary Hazard reduction from Earthquake and Volcanoes in Indonesia di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat 28 Oktober 2011.
Penemuan bahwa Patahan Lembang aktif menggunakan pengamatan GPS dengan memasang alat tersebut di daratan, dari catatan GPS, menunjukkan gerakan yang berarti patahan tersebut tak diam.
Dalam pemaparan tersebut, juga ditemukan bahwa 2.000 tahun lalu, patahan Lembang pernah bergeser yang menimbulkan 6,8 momen magnitude atau skala gempa. Sementara sekitar 500 tahun lalu patahan ini juga bergeser dengan menghasilkan 6,6 skala gempa. “Kami juga telah mengetahui karakter Lembang, meskipun belum secara detail,” tambahnya.
Skala gempa yang ditemukan tersebut bisa menjadi gambaran besaran gempa yang terjadi. Irwan menyatakan bahwa ada hubungan yang dekat antara besaran gempa dengan skala gempa tersebut.
Dari pengamatan GPS, diketahui juga kecepatan laju geser tersebut. “Untuk sesar Cimandiri kecepatannya 4 sampai 6 mm/tahun, sedangkan sesar Lembang 2 sampai 4 mm/tahun,” tambahnya.
Hasil penelitian ini merupakan kerjasama antara LIPI, JICA, Kemenristek untuk mengurangi dampak kerusakan akibat gempa dan bencana di Indonesia. Dalam proyek ini menggabungkan dengan berbagai disiplin ilmu, agar dapat tersosialisasi dengan baik di masyarakat. Dalam proyek ini dibagi beberapa kelompok yakni kelompok peneliti sumber gempa dan tsunami, kelompok vulkanologi, kelompok engineering, kelompok sosial dan kelompok pendidikan. “Diharapkan nantinya dapat diaplikasikan kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Untuk diketahui, patahan Lembang terkait dengan potensi gempa besar yang mengancam Kota Bandung. eberapa bangunan yang tepat berada di atas sesar Lembang antara lain adalah Observatorium Bosscha, Sesko AU, Sespim Polri, Detasemen Kavaleri TNI-AD, dan Restoran The Peak.
Daerah lain yang juga dilintasi Sesar Lembang adalah Gunung Palasari, Batunyusun, Gunung Batu & Gunung Lembang, Cihideung, dan Jambudipa bagian barat. Wilayah-wilayah tersebut merupakan wilayah pemukiman yang padat dan dapat berpotensi membahayakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar