Senin, 16 Mei 2011

Peneliti Undip: Ada Unsur Nikel, Crop Circle Sleman Bukan Buatan Manusia

Senin, 16/05/2011 16:45 WIB
Peneliti Undip: Ada Unsur Nikel, Crop Circle Sleman Bukan Buatan Manusia
Rachmadin Ismail - detikNews
Peneliti Undip: Ada Unsur Nikel, Crop Circle Sleman Bukan Buatan Manusia
Jakarta - Fenomena misterius crop circle kini muncul di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Sebelumnya, di Sleman dan Magelang, Jawa Tengah, muncul juga fenomena yang sama dan hasil penelitiannya sudah dipublikasikan. Peneliti Universitas Diponegoro (Undip) memastikan crop circle itu tidak dibuat manusia.

Memang, siapa pembuat crop circle di sawah Sleman dan Magelang masih misteri dan masih menjadi pro dan kontra. LAPAN misalnya, dari awal, sudah yakin bahwa crop circle itu buatan manusia. Namun, bila itu memang buatan manusia, anehnya sampai sekarang siapa pembuat crop circle itu tidak jelas.

Nah, berbeda dengan LAPAN, para peneliti di Undip menyimpulkan fenomena crop circle atau lingkaran misterius di Magelang dan Sleman, Jawa Tengah, bukan buatan manusia. Alasannya, tidak ada batang padi yang patah karena terinjak. Bahkan, ada temuan unsur nikel di batang padi.

"Kalau yang diinjak-injak manusia, pasti ada bagian batang padi yang patah. Yang kami temukan tidak patah di bagian batang," kata Dr Muhammad Nur, pengajar ilmu fisika plasma Universitas Dipenogoro, saat berbincang dengan detikcom, Senin (16/5/2011).

Nur tergabung dalam tim peneliti crop circle yang dibentuk beberapa waktu lalu. Hasil penelitian kemudian dipublikasikan dalam sebuah buku berjudul 'Menguak Misteri Crop Circle di Indonesia' Maret 2011 lalu.

Saat itu, tim yang bekerjasama dengan peneliti dari BLT Research Team, Cambridge, MA USA dan professor dari Michigan University mengeluarkan kesimpulan bahwa crop circle di Sleman dan Magelang tidak dibuat oleh manusia secara mekanik.

"Kami juga menggunakan scanning elektron mikroskopik di bonggol itu. Ternyata lapis bonggol pada circle itu hancur. Sedangkan dari luar biasa saja. Dari sampel itu berarti yang sesuatu yang menghancurkan itu bukan mekanik dan bukan karena diinjak," urainya.

Selain itu, ada unsur yang cukup aneh di batang padi. Saat dilihat dengan mikroskop, ada kandungan nikel yang cukup banyak di dalamnya. Selain itu, kadar nitrogen dalam padi juga naik 4 kali lipat.

"Ada nikel, sekitar dua persen. Itu sudah lumayan banyak di batang padi. Aneh makanya," ucap Nur.

Meski begitu, Nur dan tim tidak mau menyimpulkan UFO sebagai penyebab munculnya fenomena aneh tersebut. Bagi tim, apa yang terjadi di Sleman dan Magelang hadir karena angin ion dan plasma vortex.

"Dugaan sementara terbentuknya CC disebabkan oleh angin ion dan plasma vortex. Dugaan ini ditindaklanjuti dengan penelitian yang mendalam oleh sebuah Tim Peneliti dengan memanfaatkan peralatan canggih dan standar saat ini. Data dan fakta ilmiah terungkap dari hasil penelitian ini, bahwa telah terjadi peristiwa fisika, kimia, plasma kimia, berakhir dengan perubahan biologi pada padi di area CC," simpulnya.

Untuk kasus yang di Cikarang, Nur dan beberapa anggota tim lain masih menunggu sampel dari komunitas Beta UFO yang sudah terjun ke lokasi. Pihaknya berjanji akan mempublikasikan hasil penelitian jika sudah ada kesimpulan yang didapat.

"Kalau patahan saja cepat, tapi kalau sampai scanning, bisa sampai seminggu," jawabnya saat ditanya kapan waktu penelitian selesai.


(mad/asy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar