Minggu, 20 Juni 2010

Hormon Oksitosin Bikin Tentara Kompak Melawan Musuh

Senin, 14/06/2010 11:15 WIB

Hormon Oksitosin Bikin Tentara Kompak Melawan Musuh

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
Ilustrasi (Foto: BBC)
Amsterdam, Hormon oksitosin diketahui sebagai hormon yang membantu dalam proses persalinan seorang ibu. Tetapi tak hanya itu, hormon oksitosin juga dapat membantu tentara untuk bersatu melawan musuh.

Penelitian terbaru telah menemukan bahwa hormon oksitosin dapat membantu tentara untuk lebih bersatu dan pada saat yang sama juga dapat meningkatkan agresivitas untuk melawan musuh.

Temuan ini menunjukkan bahwa selain merangsang kontraksi yang kuat pada dinding rahim dan mempermudah dalam membantu proses kelahiran, efek dari hormon oksitosin juga dilepaskan selama stres dan ketika orang-orang bersosialisasi dengan satu sama lain.

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan perangkat simulasi komputer ini, menemukan bahwa partisipan yang diberi semprotan hormon terikat dengan lebih cepat dan mendalam dengan kelompoknya sendiri, dan menjadi lebih bermusuhan dengan orang luar alias pihak musuh.

Peneliti melakukan tiga percobaan, yang mana semua partisipannya adalah pria. Peneliti membandingkan partisipan yang menerima dosis oksitosin melalui semprot hidung dengan partisipan yang menerima plasebo.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dorongan oksitosin cenderung 'mempertahankan' respons, menumbuhkan kepercayaan dan kerjasama kelompok sebagai agresi terhadap kelompok pesaing.

"Oksitosin adalah pedang bermata dua. Hormon ini membuat orang lebih ramah pada kelompoknya, tetapi lebih agresif terhadap orang luar," ujar Carsten De Dreu, dari University of Amsterdam, seperti dilansir dariIndiaVision, Senin (14/6/2010).

Dreu berpikir bahwa produksi oksitosin yang meningkat pada waktu stres dan saat ibu melahirkan, telah berkembang karena adanya faktor kelangkaan makanan di kalangan tentara sementara mereka tetap harus bertahan hidup.

"Menjadi agresif untuk melawan musuh membuat orang menjadi pahlawan, patriot dan setia kepada kelompoknya sendiri," tambah Dreu.

Holly Arrow, seorang ahli psikologi perang di University of Oregon juga mengatakan bahwa oksitosin mungkin merupakan cara penting untuk membuat pria atau tentara bersatu dan membuatnya siap untuk mempertahankan kelompok. Hormon ini tampaknya memiliki efek yang terlepas dari bagaimana orang-orang secara alami bekerjasama.

(mer/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar